LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PRAKTIKUM VI
PREPARAT SEGAR MEIOSIS
OLEH :
NAMA
: ANDRI ADI GUNAWAN
STAMBUK : F1D1 13 049
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : ROSMINAH
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mikroteknik
merupakan suatu ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian dari
suatu jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. Pengamatan dan penelaahan
tersebut umumnya menggunakan bantuan mikroskop karena pada objek yang akan
diamati dan ditelaah memiliki ukuran yang mikrokopis yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Banyak metode dalam mikroteknik, diantaranya metode
geser, metode ulas dan squash atau pejetan.
Preparat pejetan atau yang disebut dengan squash preparation
merupakan preparat yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas
objek atau kaca preparat dengan menggunakan karet pensil. Meiosis merupakan pembelahan
sel yang mana sel anakannya tidak memiliki sifat yang sama dengan induk selnya.
Tahapan-tahapan dalam pembelahan meiosis ialah profase, metafase, anafase dan
telofase yang terjadi keempat tahapan tersebut terjadi dalam dua siklus.
Pembelahan meiosis
lebih kompleks dibandingkan pembelahan mitosis karena terjadi dua kali siklus
pembelahan. Meiosis terjadi
perpasangan kromosom homolog dan segregasi kromosom secara bebas.
Meiosis dapat dipandang sebagai dua siklus yang amat termodifikasi dan
berlangung secara berurutan. Satu siklus meiosis terjadi satu kali replikasi
DNA dan dua kali pembelahan sitoplasma sehingga akan dhasilkan empat produk
haploid yang tak satu pun identik secara genetik. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan
praktikum Preparat Segar Meiosis.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada praktikum preparat segar meiosis adalah bagaimana cara mengamati
struktur serbuk sari (pollen) hasil
pembelahan meiosis?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
yang ingin dicapai pada praktikum preparat segar meiosis adalah untuk mengamati
struktur serbuk sari (pollen) hasil
pembelahan meiosis.
D.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari
dilaksanakannya praktikum preparat segar meiosis adalah dapat mengamati
struktur serbuk sari (pollen) hasil
pembelahan meiosis.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Studi pembelahan sel meiosis sering digunakan anthera
dan jaringan sporogen. Pembelahan meiosis biasanya digunakan untuk menghitung
jumlah kromosom. Preparat dibuat dengan menggunakan metode squash semi permanen (Nita, 2000).
Metode yang digunakan merupakan metode squash (pencet) yang mama merupakan
salah satu metode yang digunakan untuk pembuatan preparat. Sampel yang
dianalisis adalah bagian tumbuhan yang mengalami pembelahan meiosis seperti
antera. Pengamatan sampe tersebut akan diamati di bawah mikroskop dan dapat
dilihat bentuk-bentuk dari serbuk sari (Deny, 2007).
Serbuk sari merupakan alat
penyebaran dan perbanyakan generative dari tumbuhan berbunga. Secara sitologi,
serbuk sari merupakan sel dengan tiga nukleus, yang masingmasing dinamakan inti
vegetatif, inti generatif I, dan inti generatif II. Sel dalam serbuk sari
dilindungi oleh dua lapisan (disebut intine untuk yang di dalam dan exine
yang di bagian luar), untuk mencegahnya mengalami dehidrasi (Aprianty, 2008).
Pembelahan meiosis biasanya digunakan
untuk menghitung jumlah kromosom. Pembelahan sel dapat dihambat senyawa
mutagen seperti alkaloid. Senyawa mutagen dapat berikatan dengan
mikrotubuli, sehingga tahap metafase terhenti dan kromosom tidak tertarik
ke bidang ekuator maupun kutub. Di samping itu, senyawa ini dapat menyebabkan kromosom
mengkerut, memendek, terpencar-pencar dan tumpang tindih (Etikawati, 2000).
Daerah perkembangan bunga
antera dapat dilihat alam primordium stamen, antera masih terdiri atas
protoderm dan masa meristem dasar saja. Tiap daerah terdapat sederetan pemula
hypodermis yang membelah periklin membentuk dua lapisan. Lapisan dalam pemula
ini merupakan sel sporogen primer, yang dengan pembelahan berikutnya membentuk
sel induk serbuk. Lapisan luar pemula merupakan sel parietal primer, yang
dinding kantong serbuk sari dan bagian besar
tapetum berkembang sebagai hasil pembelahan sel antiklin dan periklin
(Mulyani, 2006).
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum preparat segar
meiosis dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil
pengamatan pada praktikum preparat
segar meiosis
No.
|
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
Keterangan
|
|||||
1.
|
Kembang Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis)
|
Kembang Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis)
|
1.
Duri (Spina)
2.
Selaput luar (Eksin)
3.
Butir serbuk sari (Mikrospora)
|
|||||
2.
|
|
Pisang (Musa
padariciaca)
|
1.
Selaput luar (Eksin)
2.
Butir serbuk sari (Mikrospora)
|
|||||
3.
|
Kertas (Bougenvillae spectabilis)
|
Kertas (Bougenvillae spectabilis)
|
1.
Butir serbuk sari
(Mikrospora)
|
|||||
4.
|
Waru (Hibiscus
tilliaceus)
|
Waru (Hibiscus
tilliaceus)
|
1.
Selaput luar (Eksin)
2.
Duri (spina)
3.
Butir serbuk sari
(Mikrospora)
|
|||||
5.
|
Kancing (Gomphrena globosa)
|
Kancing (Gomphrena globosa)
|
1.
Butir serbuk sari (Mikrospora)
|
|||||
6.
|
Kersen (Muntingia
calabura)
|
Kersen (Muntingia
calabura)
|
1.
Butir serbuk sari (Mikrospora)
|
B. Pembahasan
Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan
sel anakan yang tidak sama dengan induknya. Pembelahan meiosis hanya terjadi
pada sel kelamin yang mana dari diploid menjadi haploid dan menghasilkan 4 sel
anakan. Pembelahan secara meiosis terjadi dalam dua siklus yang mana dalam satu
siklus terdiri dari tahapan profase, metaphase, anafase dan telofase. Bentuk
tahapan tersebut dapat diamati dengan menggunakan metode squash atau pemejetan yang mana bahan yang akan diamati di bawah
mikroskop akan dipencet dengan menggunakan ibu jari atau karet penghapus agar
bahan yang akan diamati dapat menyebar merata di kaca preparat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
dapat diketahui tahapan dalam membuat preparat segar meiosis. Tahapan diawali dengan
memilih bunga yang utuh dan mengambil antera bunga serta menyimpannya di dalam
botol ampul. Kemudian bahan dilarutkan ke dalam larutan fiksatif farmer selama
30 menit untuk mempertahankan struktur sel yang akan diamati. Setelah itu,
melakukann pewarnaan dengan meletakkan antera bunga pada cawan petri agar mudah
dalam pengamatan, kemudian meneteskan larutan safranin dan membiarkan selama 30
menit sambil menutup cawan petri agar pewarna tidak menguap. Tahapan selanjutnya
meletakkan pollen mother cell bunga
pada cawan petri lalu meneteskan 1-2 tetes safranin baru. Setelah itu,
meletakkan di atas kaca objek dan menutupkan kaca penutup lalu menghaluskan
bahan dengan memencetkan bahan menggunakan karet pensil hingga sel-sel pecah
dan menyebar. Setelah tahapan tersebut, preparat segar meiosis dapat diamati di
bawah mikroskop.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada preparat
segar meiosis dapat dilihat bagian-bagian dari struktur pollen sebagai hasil proses meiosis. Hasil pengamatan pada kembang
sepatu (Hibiscus rosasinensis) dan
waru (Hibiscus tilliaceus)
memperlihatkan bagian-bagian dari pollen
seperti duri (spina), kulit luar (eksin), pori germinasi (aperture) dan butir serbuk sari (Mikrospora). Hasil pengamatan pada
kembang kertas (Bougenvillae spectabilis),
bunga kancing (Gomphrena globosa) dan
kersen (Muntingia calabura) hanya
memperlihatkan butir serbuk sari (mikrospora)
dari bagian pollen. Beberapa di
antara hasil pengamatan yang telah dilakukan, terdapat hasil yang kurang jelas.
Hal tersebut dapat diakibatkan oleh pewarnaan yang berlebihan atau kurang
meratanya proses pemencetan.
Serbuk
sari yang terjatuh pada putik terdiri dari atas satu sel yang memiliki dua
dinding pembungkus, yaitu dinding atau selaput luar (eksin) dan selaput dalam (intin).
Eksin akan terpecah jika serbuk sari berkecambah dan intin akan membentuk bulu
serbuk sari. Sserbuk sari juga memiliki mikrospora yang terdiri dari beberapa
tipe, yaitu suksesif dan simultan.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum preparat segar
meiosis ialah dalam membuat preparat segar meiosis diawali, melakukan pewarnaan
selama 30 menit, pewarnaan kembali, melakukan pemencetan dan diamati di bawah
mikroskop. Hasil pengamatan memperlihatkan bagian-bagian dari pollen. Pollen yang memiliki duri (spina),
kulit luar (eksin), pori germinasi (aperture) dan butir serbuk sari (mikrospora) ialah kembang sepatu (Hibisucs rosasinensis) dan waru (Hibiscus tilliaceus). Pollen yang hanya memperlihatkan butir
serbuk sari (mikrospora) ialah
kembang kertas (Bougenvillae spectabilis),
bunga kancing (Gomphrena globosa) dan
kersen (Muntingia calabura).
B.
Saran
Saran pada praktikum preparat segar
meiosis adalah sebagai berikut.
1.
Diharapkan kerja
sama antara praktikan ditingkatkan agar praktikum terlaksana dengan lancar.
2.
Diharapkan
pengawasan asisten terhadap praktikan agar tak ada praktikan yang tidak ikut
serta dalam praktikum.
3.
Diharapkan penggunaan
waktu yang lebih baik lagi untuk praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aprianty,
M.D., dan Kriswiyanti, E., 2008, Studi
Variasi Ukuran Serbuk Sari Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L.) Dengan
Warna Bunga Berbeda, J. Biologi, XII
(1)
Etikawati, N. dan Setyawan, A.D., 2000, Studi
Sitotaksonomi pada Genus Zingiber, J.
Biodiversitas, 1 (1) : 8-13
Mulyani, S., 2006, Anatomi
Tumbuhan, Kanisius, Yogyakarta
Rahmat, K., 1999, Pertanian Masa Depan, Kanisius, Yogyakarta
Supriharti, D., Elimasni dan Sabri, E., 2007,
Identifikasi Karyotipe Terung Belanda (Solanum
betaceum Cav.), J. Biologi
Sumatera, 2 (1) : 7-11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar