Jumat, 12 Desember 2014

Laporan Isolasi DNA darah dan lebah



LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PRAKTIKUM V
ISOLASI DNA






OLEH :
                        NAMA                       : ANDRI ADI GUNAWAN
                        STAMBUK               : F1D1 13 049
                        KELOMPOK            : II (DUA)
                        ASISTEN                   : ARTARINI OKTAVIANTI



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014



I.              PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Makhluk hidup memiliki sifat yang akan diwariskan kepada keturunannya. Suatu sifat yang menempati satu unit tertentu disebut dengan gen. Gen tersebut akan menempati satu menempati posisi tertentu pada lokus pada kromosom yang tersedia yang disebut dengan alel.  Ilmu yang mempelajari tentang gen dan segala aspeknya disebut genetika.
Asam deoksiribonukleat atau yang lebih dikenal dengan DNA ialah suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis yang unik dan menyandi instruksi-instruk genetik dari setiap makhluk hidup dan beberapa virus. Struktur kimianya berupa makromolekul kompleks yang terdiri atas 3 macam molekul, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan basa nitrogen. DNA berada di dalam suatu kromosom yang ada di dalam inti sel. Keberadaan DNA pada suatu makhluk hidup dapat diketahui dengan cara mengisolasi DNA dari inti sel.
Isolasi DNA merupakan suatu cara untuk memisahkan DNA dari organel-organel sel, protein dan RNA sehingga diperoleh DNA murni dari suatu organisme. Molekul DNA ini terdapat pada inti sel (nucleus), mitokondria, dan kloroplas.Tahapan isolasi DNA pada organisme eukaryot yaitu isolasi jaringan, pelisisan dinding dan membrane sel, pengekstraksian dalam larutan buffer, presipitasi dan purifikasi DNA. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilaksanakan praktikum isolasi DNA.

B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum isolasi DNA adalah bagaimana cara mengisolasi DNA dari sumber jaringan?

C.      Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum isolasi DNA adalah untuk mengetahui cara mengisolasi DNA dari sumber jaringan.

D.      Manfaat Penulisan
Manfaat dari praktikum praktikum isolasi DNA adalah dapat mengetahui cara mengisolasi DNA dari sumber jaringan.
  



                                                                                                                                  II.              TINJAUAN PUSTAKA
Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan vertebrata yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta mengangkut bahanbahan kimia hasil metabolisme, selain itu darah juga berfungsi untuk pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah memiliki antigen dan antibodi, dimana setiap masing-masing antigen dan antibodi terdiri dari A dan B (Melati, 2011).
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin dan pirimidin. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. DNA dapat diisolasi, baik dari sel hewan, manusia, maupun pada tumbuhan (Faatih, 2009).
DNA berkualitas tinggi yang akan didapat dalam suatu ekstraksi merupakan satu kaidah dasar yang harus dipenuhi dalam studi molekuler. Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide (CTAB) merupakan metode umum digunakan dalam ekstraksi DNA tanaman yang banyak mengandung polisakarida dan senyawa polifenol. Ada tiga langkah utama dalam ekstraksi DNA, yaitu perusakan dinding sel (lisis), pemisahan DNA dari bahan pada seperti protein dan pemurnian DNA (Syafaruddin, 2011).
Analisa DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Tahapan dalam ekstraksi tersebut secara umum meliputi isolasi dari jaringan, pelisisan dinding dan membran sel, ekstraksi dalamlarutan, purifikasi serta presipitasi atau pemadatan. Ekstraksi DNA dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti metode fenol-kloroform dan metode boom (Jehuda, 2012).
Ekstraksi untuk mendapatkan DNA berkualitas tinggi merupakan satu kaidah dasar yang harus dipenuhi dalam analisis molekuler karena kandungan senyawa sekunder dalam sel berbeda-beda, maka setiap sel membutuhkan prosedur isolasi yang optimum agar diperoleh DNA genom. Optimasi prosedur tersebut dapat dilakukan terhadap komposisi larutan buffer lisisnya ataupun teknik penanganan fisik dalam pemisahan DNA genom dari senyawa lain. Prinsip optimasi prosedur tersebut bertujuan melindungi DNA genom dari degradasi akibat senyawa sekunder yang dilepaskan ketika sel dihancurkan atau kerusakan akibat penanganan fisik (Restu, 2012).

                                                                                                                          III.                   METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum isolasi DNA dilaksanakan pada hari Minggu, 30 November  2014, pukul 09.30 – 17.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Genetika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B.       Alat dan Bahan
1.         Alat
Alat yang digunakan pada praktikum isolasi DNA dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nama alat dan kegunaannya pada praktikum isolasi DNA
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Mikro pipet
Untuk mengambil larutan
2.
Eppendorf
Untuk wadah bahan pengamatan
3.
Mikro tube
Untuk wadah bahan pengamatan
4.
Elektroforesis
Untuk membantu migrasi DNA
5.
Sentrifuga
Untuk mengendapkan DNA
6.
Foto dyne
Sebagai sumber cahaya UV
7.
Kamera
Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
8.
Spatula plastik
Untuk memindahkan agaros
9.
Waterbath
Untuk  alat inkubasi
10.
Kulkas
Untuk  alat inkubasi
11.
Cawan porselin
Untuk menggerus jaringan
12.
Alat tulis
Untuk mencatat tahap isolasi DNA
13.
Bak agaros
Untuk wadah agaros
14.
Enlenmeyer
Untukwadah larutan agaros
15.
Timbangan
Untuk menghitung berat larutan
16.
Tip
Untuk membantu dalam pengambilan larutan
17.
Cutter
Untuk memotong jaringan katak
18.
Hot plate
Untuk memanaskan larutan agaros
19.
Spatula besi
Untuk memindahkan bahan ke dalam eppendorf
20.
Gunting
Untuk menggunting sayap lebah dan menggunting isolasi bening
21.
Botol plastik
Untuk tempat penyimpanan hewan

2.         Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum isolasi DNA dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nama bahan dan kegunaannya pada isolasi DNA
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
Jaringan otot
Sebagai sumber DNA
2.
Jaringan darah
Sebagai sumber DNA
3.
Katak
Sebagai sumber DNA
4.
Lebah
Sebagai sumber DNA
5.
Lebah hitam
Sebagai sumber DNA
6.
Buffer CTAB
Menghancurkan membran sel
7.
Kloroform
Sebagai mendenaturai komponen protein
8.
Amonium asetat + Isopropanol
Sebagai penngikat air dan larutan lain sehingga DNA berdiri sendiri
9.
Isolasi bening
Sebagai pemembuat dinding bak agaros
10.
Larutan etanol 70%
Sebagai pembersih sisa Amonium asetat + Isopropanol
11.
Larutan TE
Sebagai larutan penyangga DNA
12.
Larutan EtBr
Membantu pewarnaan DNA
13.
Larutan Loading dye
Sebagai pemberat DNA
14.
Agaros
Sebagai media DNA
15.
Air
Sebagai bahan pengamatan
16.
Tissue
Sebagai bahan pengamatan
17.
Kapas
Sebagai mengambil kloroform
18.
Aluminium foil
Sebagai penutup mulut enlenmeyer
19.
Handscun
Sebagai pelindungi tangan dari bahan karsinogen
20.
Masker
Untuk menghindari menghirup bahan-bahan kimia
21.
Gabus dan karet busa
Sebagai penyangga eppendorf dan mikro tube




C.      Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum isolasi DNA adalah sebagai berikut.
1.      Mempersiapkan bahan pengamatan berupa katak dan serangga.
2.      Mengambil jaringan pengangkut pada serangga dengan cara menggerus serangga. Mengambil sel darah merah pada katak (Rana Sp.) dengan cara menusuk pada bagian jantungnya, kemudian jaringan pegangkut dan sel darah merah disimpan di tabung eppendorf.
3.      Menghitung berat awal jaringan pengangkut pada serangga dan sel darah merah pada katak.
4.      Menambahkan larutan buffer CTAB sebanyak 5 tetes.
5.      Menginkubasi dalam waterbath pada suhu 550C, kemudian menginfersi sampel 4 kali selama 2 jam tiap 30 menit. Terjadi penggumpalan pada sel darah merah pada katak setelah di inkubasi.
6.      Mengambil sampel DNA, kemudian menambahkan kloroform dan campur dengan cara menggoyang-goyangkan tabung dengan pelan.
7.      Centrifuge selama 12 menit pada 145.000 rpm dengan suhu 80C.
8.      Transfer fase cair ke dalam tabung eppendorf baru.
9.      Menambahkan amonium asetat.
10.  Menambahkan isopropanol.
11.  Menginkubasi selama 40 menit.
12.  Centifuge selama 12 menit pada 145.000 rpm dengan suhu 80C.
13.  Membuang supernatan.
14.  Menambahkan etanol, kemudian membolak-balik tabung.
15.  Centrifuge selama 3 menit pada 145.000 rpm dengan suhu 120C.
16.  Buang supernatan.
17.  Menambahkan larutan TE sebanyak 60 ul.
18.  Mendiamkan selama 2 jam.
19.  Pembuatan agarose :
a.    Memanaskan agarose sambil di aduk sampai meleleh.
b.    Menambahkan ETBr sebanyak 7,5 ul ke dalam agarose.
c.    Simpan dalam wadah, kemudian diamkan sampai menjadi gel.
d.   Setelah menjadi gel, simpan agarose pada bak elektroforesis kemudian tambakan larutan TAE.
20.  Setelah sampel DNA didiamkan selama 2 jam, ditambahakn loading dye dalam media plastik. Kemudian sampel DNA dicampur ke dalam loading dye agar homogen.
21.  Setelah itu mengambil sampel DNA dan loading dye yang sudah homogen, kemudian menyimpannya ke dalam bak elektroforesis yang berisi agarose.
22.  Mengelektroforesis selama 30 menit.
23.  Setelah itu melihat sampel DNA dengan menggunakan fotophoresis.
24.  Mengamati foto hasil pengamatan
 
                                                                                                                    IV.               HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum isolasi DNA adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil pengamatan pada praktikum isolasi DNA
No.
Gambar pengamatan
Keterangan
1.
Hasil elektro foresis sampel jaringan pada serangga lebah (Apis cerana)
                                   
1
2
1.      Sampel (pita DNA)
2.      Pengotor pada pita DNA
2.
Hasil elektro foresis sampel sel darah merah katak (Rana sp.)
2
1
 


1.      Sampel (pita DNA)
2.      Pengotor pada pita DNA

B.       Pembahasan
DNA adalah asam nukleat yang mengandung informasi biologis dan instruksi-instruksi genetika dari setiap makhluk hidup dan beberapa berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti parallel dengan komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan.
Berdasakan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diketahui tahapan dalam melakukan isolasi DNA. Tahapan pengisolasian diawali dengan mengambil bahan yang akan diisolasi DNAnya dan disimpan dalam tabung eppendorf. Kemudian menghitung berat awal jaringan dan menambahkan larutan buffer CTAB. Setelah itu, menginkubasi dalam water bath pada suhu 55oC selama 2 jam. Kemudian, mengambil sampel DNA dan menambahkan kloroform. Tahapan selanjutnya ialah menyentrifuge selama 12 menit pada 145000 rpm dengan suhu 8oC. Kemudian, mentrasferkan fase cair ke dalam tabung eppedorf baru dan emnambahkan amonium asetat dan isopropanol. Setelah itu, menginkubasi selama 40 menit dan menyetrifuge selama 12 menit pada 145000 rpm dengan suhu 8oC. Tahapan selanjutnya ialah membuang supernatan dan menambahkan etanol. Kemudian melakukan centrifuge selama 3 menit pada 145000 rpm dengan suhu 12oC dan membuang supernatant. Tahapan selanjutnya ialah menambahkan TE sebanyak 60 ul dan mendiamkan selama 2 jam. Setalah itu, sampel DNA dihomogenkan dengan loading dye dan sampel disimpan dalam bak eletroforesis. Kemudian melakukan elektroforesis selama 30 menit. Tahapan selanjutnya ialah melihat sampel DNA dengan menggunakan fotophoresis dan mengamati foto hasil pengamatan.
Larutan yang digunakan dalam melakukan isolasi DNA, yaitu CTAB (cetyl trimethyl ammonium bromide) yang merupakan deterjen yang memiliki fungsi melisiskan membran plasma sel dan menjadi buffer yang mana membentuk komplek dengan DNA, kloroform yang memiliki kegunaan untuk mendenaturasikan dan memisahkan protein dari DNA, isopropanol yang memiliki prinsip kerja sebagai larutan yang akan mengendapkan (presipitasi) DNA dengan melakukan metode sentrifugasi, amonium asetat yang memiliki fungsi sebagai pengstabil sampel DNA pada saat presipitasi, etanol yang memiliki fungsi sebagai larutan pencuci setelah presipitasi, buffer TE (Tris-EDTA) memiliki kegunaan sebagai pengstabil yang mana menjaga DNA agar tidak mudah rusak dan melarutkan DNA yang dihasilkan, larutan TAE (tris acetate EDTA) yang memiliki kegunaan sebagai buffer dan penghantar listrik yang baik pada saat elektroforesis yang mana, dan Etidium Bromide (EtBr) yang memiliki fungsi untuk mengikat DNA dan menyebabkan DNA  yang ada pada gel agarose dapat berpendar saat disinari sinar UV.
Hasil pengamatan pada praktikum isolasi DNA memperlihatkan hasil elektroforesis yang diamati menggunakan gel doc dengan bantuan sinar uv. Hasil tersebut memperlihatkan sampel atau pita DNA dengan pengotor pada pita DNA. Pengotor tersebut dapat berasal dari komponen protein, RNA (Ribonucleic acid) atau kotoran saat penggerusan. Hasil isolasi pada sampel darah memperlihatkan pengotor pita DNA yang lebih sedikit dibandingkan dengan sampel serangga. Hal tersebut dapat terjadi akibat kurang baiknya penggerusan jaringan dan tekstur awal sampel serangga yang lebih kasar dibandingkan sampel darah.


                                                                                                                                                        V.               PENUTUP
A.      Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum isolasi DNA adalah mengambil jaringan hewan kemudian memasukkannya ketabung eppendorf.Memberikan larutan pelisis dinding sel berupa CTAB kemudian mensentrigusasi untuk memisahkan DNA dan bagian sel berdasarkan massanya.Pengekstraksian DNA dilakukan dengan memasukkan larutan berupa kloroform, ammonium asetat, isopropanol dilakukan dengan memasukkan eppendorf berisi DNA ke waterbath, disentrifugasi, dan diinkubasi untuk mendapatkan ekstrak DNA. Presipitasi DNA dilakukan dengan memindahkan pellet DNA ke tabung eppendorf yang baru untuk tambahkan aquabidest 9(dH2O) dan TE untuk disiapkan agar diamati melalui elektrofotoresis.

B.       Saran
Saran pada praktikum isolasi DNA adalah sebagai berikut.
1.        Diharapkan kerja sama antara praktikan dalam melakaukan praktikum agar pengamatan terlaksanan dengan lancar
2.        Diharapkan perhatian dan pengawasan asisten terhadap praktikan agar tak ada praktikan yang tidak aktif dalam melakukan pengamatan.



DAFTAR PUSTAKA
Faatih, M., 2009, Isolasi dan Digesti Dna Kromosom, J. Penelitian Sains dan Teknologi, 10 (1) : 61-67

Jehuda, V., 2012, Ekstraksi DNA dari Sperma pada Kondom dan Kain yang Tersimpan Sampai Dua Belas Hari, J. Simbiosis, 1 (1) : 28-39

Melati, E., Passarella, R., Primartha, R., dan Murdiansyah, A., 2011, Desain dan Pembuatan Alat Pendeteksi Golongan Darah Menggunakan Mikrokontroler, J. Generic, 6 (2) : 48 – 54

Restu, M., Mukrimin dan Gusmiaty, 2012, Optimalisasi Teknik Ekstraksi dan Isolasi DNA Tanaman Suren (Toona Sureni Merr.) untuk Analisis Keragaman Genetik berdasarkanRandom Amplified Polymorphic DNA (RAPD), J. Natur Indonesia, 14 (2) : 138-142

Syafaruddin dan Santoso, T.J., 2011, Optimasi Teknik Isolasi dan Purifikasi DNA yang Efisien dan Efektif pada Kemiri Sunan (Reutalis Trisperma (Blanco) Airy Shaw), J. Littri, 17 (1) : 11-17
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar