LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PRAKTIKUM VII
UJI DAYA KERJA ANTI MIKROBA
OLEH :
NAMA
: ANDRI
ADI GUNAWAN
STAMBUK : F1D1 13 049
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN
PEMBIMBING : KASMAWATI DEHE
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil), bios
(hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi
merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang dunia mikroba
dengan bantuan mikroskop. Mikroba
merupakan makhluk hidup yang memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Makhluk hidup yang tergolong dalam
kelompok mikroskopik seperti bakteri, mikroalga, protozoa, cendawan dan virus.
Mikroba merupakan makhluk hidup yang memiliki ukuran yang
sangat kecil sehingga tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroba ada yang
menguntungkan dan merugikan bagi makhluk hidup lainnya. Mikroba seperti halnya
makhluk hidup lainnya, membutuhkan suatu bahan atau media dalam proses pertumbuhannya.
Mikroba dapat tumbuh baik tanpa adanya gangguan baik secara abiotik maupun
gangguan dari biotik.
Antibiotik merupakan zat kimia yang berasal dari makhluk
hidup yang dapat menekan pertumbuhan atau mematikan mikroba. Antibiotik pertama
yang ditemukan ialah penicilin yang berasal dari Penicilium notatum. Antibiotik bekerja dengan mempengaruhi dinding
sel, membran sel dan sintesis protein dari mikroba. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka praktikum ini dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini
adalah bagaimana efisiensi daya kerja antimikrobia terhadap pertumbuhan
bakteri?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum
ini adalah mengetahui efisiensi daya kerja antimikrobia terhadap pertumbuhan
bakteri.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat dari dilaksanakannya praktikum ini
adalah dapat mengetahui efisiensi daya kerja antimikrobia terhadap pertumbuhan
bakteri
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Mikroorganisme
Mikroba atau yang biasa disebut dengan microorganisme,
merupakan beberapa makhluk hidup yang secara individu memiliki ukuran yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kelompok dari mikroorganisme
meliputi bakteri, fungi (khamir dan kapang), protozoa, dan mikro alga. Termasuk
pula virus, yang tubuhnya aseluler yang biasanya beberapa ahli menganggap
sebagai makhluk yang berada di perbatasan antara hidup dan tidak hidup (Gerard,
2004)
B.
Bakteri
Bakteri merupakan organisme uniseluler yang memiliki
ukuran sekitar 1 – 10 µm yang dijumpai sebagai sel terisolasi, rantai, dan
koloni terutama di perakaran (risosfer).
Kebanyakan bersifat heterotrofik, yaitu memerlukan senyawa organik sebagai
sumber energi dan karbon. Bakteri mempunyai bermacam-macam bentuk yang
kemungkinan mempunyai atau tidak mempunyai bentuk resisten (spora). Kebanyakan
bakteri dapat memanfaatkan semua sumber C yang mudah terdekomposisi (gula,
pati, pektin, bermiselulosa, dan selulosa) dan sumber N (protein, peptide, dan
asam amino), tetapi beberapa bakteri spesifik untuk subtract tertentu
(selulosa, pektin, dan dekomposisi protein) (Rachman, 2005).
C.
Antimikroba
Mikroorganisme dapat dihambat atau dibunuh dengan proses fisik atau bahan
kimia. Bahan antimikroba merupakan bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme mikroba, sehingga bahan tersebut dapat menghambat pertumbuhan atau
bahkan membunuh mikroba. Apabila mikroorganisme yang dimaksud adalah bakteri,
maka antimikroba lebih sering disebut dengan bahan antibakteri (Nendissa,
2012).
D.
Anti Biotik
Antibiotik merupakan obat yang mampu dalam melawan bakteri dan virus.
Antibiotik bekerja dengan cara membunuh atau melemahkan sehingga sistem imun
dapat melawan dan membunuh bakteri dengan lebih mudah. Salah satu antibiotik
ialah metronidazole (Wardhana, 2008).
Antibiotik
aalah senyawa organic yang dihasilkan oleh berbagai spesies mikroorganisme dan
bersifatk racun bagi spesies lainnya. Sifat racun yang dimiliki mikroorganisme
tersebut dapat menghambat pertumbuhan bahkan mematikan mikroorganisme lainnya.
Antibiotik saat ini merupakan obat yang sangat penting dan digunakan sebagai
obat pembasmi penyakit infeksi (Sumardjo, 2007).
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini
tercantum pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
Nilai IP
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||||
1
|
|
1. Amoxiylin
2. Siwak
3. Listerine
4. Pepsodent
5. Ekstrak
sirih
6. Penisilin
|
1. 0,482
2. 0,187
3. 0,327
4. 0
5. 0
6. 0
|
||||||
2
|
Isolat es teler
|
1. Ekstrak
jahe
2. Ekstrak
daun pepaya
3. Ekstrak
daun jambu biji
4. Jeruk
nipis
5. Gula
merah
6. Penisilin
|
1. 0
2. 0
3. 0,57
4. 0,71
5. 0
6. 0
|
||||||
3
|
|
1. Ekstrak
apel
2. Ekstrak
cemangi
3. Ekstrak
mangga
4. Tetra
5. Diapet
6. Penisilin
|
1.
0
2.
0,14
3.
0,39
4.
0,09
5.
0
6.
0,48
|
Tabel 3. (Lanjutan)
1
|
2
|
3
|
4
|
||||||
4
|
|
1. Ekstrak
kunyit
2. Ekstrak
bawang merah
3. Ekstrak
bawang putih
4. Ekstrak
lada
5. Esktrak
lengkuas
6. Penisilin
|
1. 0
2. 0,59
3. 0
4. 0
5. 0
6. 0,60
|
||||||
5
|
|
1. Daia
2. Molto
3. Downy
4. Bayclin
5. Penisilin
|
1. 0
2. 0
3. 0
4. 0
5. 0,47
|
||||||
6
|
|
1. Ampicilin
2. Alkohol
3. Lifeboy
4. Ekstrak
tembelekan
5. Betadine
6. Penisilin
|
1. 0,40
2. 0,54
3. 0,42
4. 0,50
5. 0,55
6. 0,36
|
Analisis Data :
Deterjen :
·
Diameter
kertas cakram (B) :
Titik I : SU + SN =
5 + (17 x 0,05)
=
5 + 0,85
=
5,85 mm
Titik II : SU + SN =
4 + (8 x 0,05)
=
4 + 0,40
=
4,40 mm
Titik III : SU + SN =
5 + (15 x 0,05)
=
5 + 0,75
=
5,75 mm
= 5,33 mm
·
Diamter
zona hambat (A) :
Titik I : SU + SN =
6 + (8 x 0,05)
=
6 + 0,40
=
6,40 mm
Titik II : SU + SN =
6 + (8 x 0,05)
=
6 + 0,40
=
6,40 mm
Titik III : SU + SN =
5 + (16 x 0,05)
=
5 + 0,80
=
5,80 mm
=
6,2 mm
= 0,14
B. Pembahasan
Bakteri merupakan makhluk hidup yang berukuran
mikroskopik yang memiliki morfologi, struktur dan sifat yang khas. Beberapa
bakteri memiliki sifat yang dapat merugikan makhluk hidup lainnya sehingga
memerlukan suatu pengendalian dalam menghambat ataupun mematikan bakteri
tersebut. Salah satu cara dalam metode pengendalian bakteri tersebut ialah
dengan cara menggunakan suatu zat antimikroba. Zat-zat tersebut dapat berasal
dari bahan kimia sintetik (desinfektan) maupun dari makhluk hidup lainnya
(antibiotik). Contoh dari desinfektan ialah alkohol, sedangkan salah satu
contoh antibioktik ialah ekstrak daun jambu.
Zat antimikroba dari makhluk hidup lainnya merupakan
hasil metabolit sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan makhlulk hidup
lainnya. Metabolit tersebut dapat berasal dari makhluk hidup yang berukuran
makroskopis seperti tumbuhan dan dapat pula dari mikroorganisme lainnya. Zat
antimikroba yang pertama kali ditemukan ialah zat penicilin dari mikroorganisme
kapang Penicillium notatum.
Hasil
pengamatan menunjukkan daya kerja dari anti mikroba yang dapat diamati dari
zona hambat yang berada di sekeliling kertas cakram. Daya kerja antimikroba
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus indeks penghambat dari luas
area zona hambat antimikroba pada kertas cakram. Pengujian tersebut dilakukan
pada masing-masing isolat yang telah ditumbuhkan.
Hasil pengujian pada isolat gigi menunjukkan bahwa
hanya tiga antimikroba yang bekerja, yaitu amoxylin, siwak dan listerin.
Antimikroba yang memiliki kinerja daya penghambat yang baik ialah amoxylin. Hal
tersebut dapat dilihat dari indeks penghambat yang memiliki nilai 0,482.
Pengujian pada isolat es teler menunjukkan bahwa hanya
enam antimikroba yang bekerja, yakni ekstrak daun papaya, daun jambu biji,
ekstrak kemangi, ekstrak manga dan tetra. Zat antimikroba yang memiliki kinerja
yang baik ialah ekstrak daun jambu biji dengan nilai indeks penghambat 0,71.
Hal tersebut membuktikan bahwa ekstrak jambu biji memiliki khasiat dalam
menghambat pertumbuhan mikroba.
Hasil pengamatan pada isolat tanah menunjukkan bahwa
tidak ada antimikroba yang bekerja dan hanya kontrol yang bekerja. Penisilin
yang bersifat kontrol pada media memperlihatkan kefektifannya dalam menghambat
pertumbuhan mikroba. Hal tersebut dapat terlihat pada adanya zona hambat yang
dimiliki dengan nilai indeks penghambat 0,47. Keefektifan bahan lainnya tidak
terlihat akibat terjadi kesalahan dalam melakukan pengenceran bahan. Hal
terseut dapat diakibatkan oleh kesalahan perhitungan volume pada saat bahan
akan diencerkan.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan pada ini adalah efisiensi
suatu daya kerja antimikrobia terhadap pertumbuhan bakteri dapat diketahui
dengan melakukan pengujian daya hambat antimikroba tersebut. Pengujian tersebut
dilakukan degan menggunakan kertas cakram sebagai penanda kerja hambat
antimikroba. Semakin luas dan bening zona hambat dari zat antimikroba maka
semakin baik pula daya kerja antimikroba tersebut.
B.
Saran
Saran pada praktikum ini adalah
sebagai berikut.
1.
Diharapkan kerja sama antara praktikan agar tidak
ada pembicaraan diluar topik praktikum agar tidak terjadi keributan di dalam
laboratorium.
2.
Diharapkan
pengawasan asisten terhadap praktikan agar tak ada praktikan yang tidak ikut
serta dalam praktikum.
3.
Diharapkan penggunaan waktu yang lebih baik lagi
untuk praktikum selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar