LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PRAKTIKUM VI
TITIK LELEH DAN TITIK BEKU LEMAK
OLEH :
NAMA
: ANDRI ADI GUNAWAN
STAMBUK : F1D1 13 049
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : ROSMINAH
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia
setiap harinya akan beraktivitas dan akan memerlukan sejumlah energi untuk
beraktivitas. Energi tersebut manusia peroleh dari mengkonsumsi makanan yang
pada umumnya berasal dari makhluk hidup lain, seperti hewan dan tumbuhan. Lemak
merupakan salah satu sumber gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Lemak merupakan
senyawa biomolekul, mempunyai sifat umum tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut-pelarut organik seperti eter, kloroform dan benzen.
Lemak dan
minyak yang ada dalam makanan sehari-hari sebagian besar terdiri dari senyawa
yang disebut trigliserida atau triasilgliserol yang merupakan ikatan ester
antara asam lemak dan gliserol. Asam lemak disusun oleh suatu rangkaian karbon
yang dapat berupa ikatan jenuh dan dapat pula berupa ikatan tidak jenuh atau
rangkap. Berdasarkan strukturnya, lemak mempunyai wujud cair dan padat yang
dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan asam lemak yang terdapat di dalamnya.
Lemak yang
pada suhu kamar bersifat cair dan kandungan asam lemaknya tidak jenuh disebut
minyak, sedangkan lemak yang kandungan asam lemaknya jenuh akan berbentuk padat
pada suhu kamar. Lemak memiliki titik leleh dan titik beku yang dapat diketahui
dari suatu percobaan. Titih leleh merupakan suatu keadaan yang mana terjadi
keseimbangan antara fase padat dan fase cair pada tekanan satu atmosfer,
sedangkan titik beku merupakan suatu keadaan dimana suatu cairan berupa menjadi
padatan. Berdasarkan latar
belakang di atas maka dilaksanakan praktikum Titik Leleh dan Titik Beku Lemak.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada praktikum titik leleh dan titik beku lemak adalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana cara mengukur titik leleh dan titik beku lemak?
2.
Berapa suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik
leleh dan titik beku lemak?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
yang ingin dicapai pada praktikum titik leleh dan titik beku lemak adalah
sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui cara mengukur titik leleh dan titik beku
lemak.
2.
Untuk mengetahui suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai titik leleh dan titik beku lemak.
D.
Manfaat Penulisan
Manfaat
dari dilaksanakannya praktikum titik leleh dan titik beku lemak adalah sebagai
berikut.
1.
Dapat mengetahui cara mengukur titik leleh dan titik beku
lemak.
2.
Dapat mengetahui suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai titik leleh dan titik beku lemak.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum titik leleh dan titik beku lemak dapat dilihat pada
Tabel 3, 4 dan 5 berikut:
Tabel 3. Hasil pengamatan pada titik leleh dan
titik beku minyak
Tabung
|
Jenis Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
Tabung I
|
1 mL minyak goreng à dipanaskan à diukur suhunya à didinginkam à diukur suhunya
|
|
|
Tabung II
|
Diencerkan à 1 mL mentegaà dipanaskan à diukur suhunya à didinginkam à diukur suhunya
|
|
|
Tabung III
|
Diencerkan à 1 mL margarinà dipanaskan à diukur suhunya à didinginkam à diukur suhunya
|
|
|
Tabung IV
|
1 mL minyak kelapaà dipanaskan à diukur suhunya à didinginkam à diukur suhunya
|
|
|
Tabung V
|
Diencerkan à 1 mL lemak ayamà dipanaskan à diukur suhunya à didinginkam à diukur suhunya
|
|
|
Tabel 4. Hasil pengukuran titik leleh lemak
No.
|
Nama Bahan
|
Suhu (0C)
|
Waktu (s)
|
1.
|
Minyak goreng
|
39
|
8
|
2.
|
Mentega
|
35
|
75
|
3.
|
Margarin
|
32
|
17
|
4.
|
Minyak kelapa
|
39
|
98
|
5.
|
Lemak ayam
|
39
|
28
|
Tabel 5. Hasil pengukuran titik beku lemak
No.
|
Nama Bahan
|
Suhu (0C)
|
Waktu (s)
|
1.
|
Minyak goreng
|
7
|
266
|
2.
|
Mentega
|
11
|
64
|
3.
|
Margarin
|
11
|
81
|
4.
|
Minyak kelapa
|
8
|
159
|
5.
|
Lemak ayam
|
8
|
150
|
B. Pembahasan
Lemak merupakan salah satu sumber energi
yang dibutuhkan dalam tubuh. Lemak disusun atas gliserol dan 3 asam lemak yang
terikat pada rantai uatamanya. Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Lemak juga mempunyai titik leleh dan titik beku yang
dapat diamati dengan melakukan suatu percobaan. Percobaan tersebut dapat
menggunakan lemak atau minyak dari hewani ataupun nabati. Lemak atau minyak
yang berasal dari nabati ialah minyak kelapa, margarin dan minyak goreng yang
bisa berasal dari kelapa sawit. Sedangkan lemak atau minyak yang berasal dari
hewani ialah lemak ayam dan mentega yang bisa berasal dari lemak sapi.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan,
dapat diketahui tahapan-tahapan dalam melakukan percobaan untuk mengetahui
titik leleh dan titik beku lemak. Titik leleh lemak dapat diketahui dengan cara
terlebih dahulu membekukan lemak yang akan diamati, kemudian dipanaskan dan
diamati perubahan wujudnya dan dihitung waktu dan suhunya. Titik beku dapat
diketahui pula dengan cara mencairkan lemak terlebih dahulu, kemudian lemak
yang diujikan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi es. Setelah itu, diamati
perubahan wujudnya dan dihitung waktu dan suhu yang diperlukan dalam proses
perubahan wujudnya tersebut.
Hasil dari pengamatan yang telah
dilakukan, diketahui suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik leleh
dan titik beku lemak. Pengamatan pada titik leleh lemak didapatkan hasil minyak
goreng meleleh pada suhu 39oC dengan waktu 8 detik, mentega pada
suhu 35oC dengan waktu 75 detik, margarin pada suhu 32oC
dengan waktu 17 detik, minyak kelapa pada suhu 39oC dengan waktu 98 detik
dan lemak ayam pada suhu 39oC dengan waktu 28 detik. Pengamatan pada
titik beku didapatkan hasil minyak goreng membeku pada suhu 7oC
dengan waktu 266 detik, mentega pada suhu 11oC dengan waktu 64
detik, margarin pada suhu 11oC dengan waktu 81 detik, minyak kelapa
pada suhu 8 detik dengan waktu 159 detik dan lemak ayam pada suhu 8oC
dengan waktu 150 detik.
Hasil pengamatan tersebut dapat
diketahui bahwa bahan yang memiliki waktu yang paling cepat untuk meleleh ialah
minyak goreng, sedangkan yang paling lama ialah minyak kelapa. Hal itu dapat
terjadi dikarenakan minyak goreng memiliki struktur asam lemak yang tak jenuh
sehingga jika telah melewati suhu minimal atau berada pada suhu kamar maka akan
berada dalam bentuk cair. Bahan yang memiliki titik beku waktu paling terlama
ialah minyak goreng, sedangkan bahan yang memiliki waktu paling cepat ialah
mentega. Hal tersebut dapat terjadi karena minyak goreng memiliki asam lemak
tak jenuh yang mana pada trigliseridanya terdapat ikatan rangkap yang membuat ikatan
antar trigliserida saling berjauhan yang membuat proses untuk berubah wujud
menjadi padat membutuhkan waktu yang cukup lama.
V.
PENUTUP
A.
Simpulan
Simpulan pada praktikum titik leleh dan
titik beku lemak adalah sebagai berikut.
1. Tahapan dalam mengukur titik leleh lemak ialah
terlebih dahulu lemak dan minyak dibekukan menggunakan es, kemudian dipanaskan
menggunakan hot plate hingga mencair
dan dihitung suhu dan waktu pada saat bahan berubah dari padat menjadi cair.
Tahapan dalam mengukur titik beku lemak ialah terlebih dahulu lemak yang
berbentuk padatan diencerkan, kemudian lemak dan minyak dibekukan menggunakan
es dan dihitung suhu dan waktu pada saat wujud bahan berubah dari cair menjadi
padat.
2. Suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik
leleh pada hasil pengamatan ialah minyak goreng pada suhu 39oC
dengan waktu 8 detik, mentega pada suhu 35oC dengan waktu 75 detik,
margarin pada suhu 32oC dengan waktu 17 detik, minyak kelapa pada
suhu 39oC dengan waktu 98 detik dan lemak ayam pada suhu 39oC
dengan waktu 28 detik. Suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik beku
pada hasil pengamatan ialah minyak goreng pada suhu 7oC dengan waktu
266 detik, mentega pada suhu 11oC dengan waktu 64 detik, margarin
pada suhu 110C dengan waktu 81 detik, minyak kelapa pada suhu 8oC
dengan waktu 159 detik dan lemak ayam pada suhu 8oC dengan waktu 150
detik.
B.
Saran
Saran pada praktikum titik leleh dan
titik beku lemak adalah sebagai berikut.
a. Diharapkan kerja sama antara praktikan ditingkatkan
agar praktikum terlaksana dengan lancar dan tidak terjadi kesalahan dalam
pengamatan.
b. Diharapkan pengawasan asisten terhadap praktikan
agar tidak ada praktikan yang tidak aktif dalam melakukan praktikum.
c. Diharapkan penggunaan waktu dan tempat yang lebih
baik lagi untuk praktikum selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar