I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Lalat buah (Drosophila melanogaster) merupakan hama yang banyak menyerang buah-buahan dan
sayuran seperti mangga, jambu biji, belimbing, melon, nangka, jambu air, tomat,
cabai merah, dan pare. Hama ini terdapat hampir di seluruh kawasan Asia-Pasifik
dan diketahui dapat menyerang lebih dari 26 jenis buah-buahan dan
sayuran. Kerugian akibat serangan lalat buah (Drosophila melanogaster) cukup besar.
Akibat serangan hama ini menyebabkan rendahnya produksi dan mutu buah. Hama ini
juga dapat menjadi penghambat perdagangan antar negara karena apabila
pada komoditas ekspor suatu produk terdapat telur lalat buah (Drosophila melanogaster), maka produk tersebut akan ditolak.
Metamorfosis lalat dimulai dari telur hasil fertilisasi. Lalat memiliki
tingkatan jumlah reproduksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan serangga
lainnya. Selain itu laju produksinya juga lebih dibandingkan jenis serangga
lain. Hal ini disebabkan kemampuan mereka dalam hal kawin sangat efisien juga
efektif terlebih pada musim kawin. Setelah proses fertilisasi, induk lalat akan
bertelur. Biasanya ia melekatkan telurnya ke dalam sumber makanan misalnya buah
yang hampir busuk. Kemudian perkembangan selanjutnya adalah perubahan telur
menjadi larva.
Metamorfosis
lalat yang ditandai berubahnya telur manjadi larva dibagi ke dalam dua periode
yakni periode embrionik dan periode perkembangan postembrionik. Periode
embrionik adalah fase dimana lalat melakukan fertilisasi dan kemudian
menghasikan telur yang kemudian menetas menjadi larva muda hanya dalam kurun
waktu 24 jam saja. Penetasan larva ini terjadi di dalam tempat sang induk
meletakkan telur. Larva lalat ini kadang disebut juga dengan belatung. Pada
fase ini, larva muda tersebut tak berhenti makan dan mempersiapkan dirinya
masuk ke dalam periode metamorfosis selanjutnya yakni post embrionik.
Berdasarkan latar belakang ini maka perlunya dilakukan praktikum untuk lebih
memahami dapat dimengerti.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada praktikum Metamorfosis adalah bagaimana proses metamorfosis lalat
buah (Drosophila melanogaster)?
C.
Tujuan Praktikum
Tujuan
yang ingin dicapai pada praktikum Metamorfosis adalah untuk mengetahui proses
metamorfosis lalat buah (Drosophila
melanogaster).
D.
Manfaat Praktkum
Manfaat dari praktikum Metamorfosis adalah dapat mengetahui
proses metamorfosis lalat buah (Drosophila melanogaster).
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Hewan-hewan yang
melaksanakan perkembangan secara langsungantara lain dari kelompok mamalia dan
aves. Sebaliknya, yang dimaksud dengan perkembangan pasca lahir yang melalui
satu atau lebih tadium larva, sebelum mencapai keadaan dewasanya. Salah satu
contoh kelompok hewan yang melakukan perkembangn secara tidak langsung yaitu
serangga Setelah melalui stadium larva, maka serangga akan melanjutkan ke
stadium berikutnya yaitu stadium dewasa melalui suatu proses transformasi yang
dinamakan metamorfosis (Luqman, 2009).
Metamorfosis dan
penempelan merupakan proses yang amat penting dalam siklus hidup koloni karang.
Koloni karang hanya akan terbentuk jika larva planula berhasil bermetamorfosis
dari larva planktonik menjadi bentik dan menempel pada substrat untuk kemudian
bertumbuh menjadi koloni baru sebagai respon sinyal yang diterima dari
lingkungan (Diah, 2012).
Lalat buah
merupakan hama yang paling berpotensi menyebabkan kerusakan pada buah cabai
merah. Sebagai contoh seperti di Austsalia, dimana kerugian akibat lalat buah
mencapai 500 triliun rupiah. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (2004)
Menyatakan bahwa pada tahun 2003, serangan lalat buah di Indonesiaddiperkirakan
mencapai 4.790 ha dengan kerugian 21,99 miliar rupiah. Pada populasi yang
tinggi intensitas serangannya dapat mencapai 100% (Yulia, 2009).
Stadia pupa
merupakan masa yang tidak aktif, namun proses metamorfosis pupa tetap berjalan.
Dengan demikian untuk membentuk pupa sangat tergantung pada makanan yang
dikonsumsi pada waktu stadia larva. Apabila serangga memakan senyawa aktif yang
bersifat racun, bagi serangga yang tidak tahan akan mengalami kematian,
sebaliknya serangga yang toleran akan tetap bertahan sampai memasuki stadia
berikutnya menjadi pupa atau imago (Hasnah, 2009).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum metamorfosis dilaksanakan pada
hari Selasa, tanggal 6 Mei 2014, yang dimulai pada pukul 14.00 WITA sampai
selesai dan bertempat di Laboratorium UNIT MIPA LAMA, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum Metamorfosis dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nama alat dan
kegunaannya pada praktikum Metamorfosis
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Botol Selai
|
Sebagai wadah
obyek yang akan diamati
|
2.
|
Kamera
|
Mendokumentasikan
hasil pengamatan
|
3.
|
Alat tulis
|
Mencatat hasil
pengamatan
|
4.
|
Busa
|
Menutup botol
selai
|
5.
|
Selang
|
Menghisap
lalat buah (Drosophilla melanogaster)
|
2. Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum metamorfosis dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nama bahan dan kegunaannya pada
praktikum Metamorfosis
No.
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Lalat buah
(Drosophilla
melanogaster)
|
Sebagai obyek yang akan diamati
|
2.
|
Kertas
|
Sebagai media obyek yang akan diamati
|
3.
|
Pisang (Musa sp.)
|
Sebagai media obyek yang akan diamati
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja yang digunakan pada praktikum Metamorfosis, adalah sebagai berikut :
1. Menghaluskan
pisang masak dalam toples sebagai media perkembangan lalat buah (Drosophilla melanogaster).
2. Menyimpan
media di tempat terbuka. Menutup toples dengan busa, jika telah terdapat lalat
buah (Drosophilla melanogaster)
didalamnya.
3. Menghisap
lalat buah jantan (Drosophilla
melanogaster) dan lalat buah betina (Drosophilla
melanogaster) dan menyimpannya dalam media yang baru. Menyediakan media
kertas berbentuk kerucut sebagai media penempelan telur.
4. Mengisolasi
telur lalat buah (Drosophilla
melanogaster) yang mengalami metamorfosis.
5. Mengamati
siklus perkembangannya
6. Mencatat
waktu yang dibutuhkan untuk setiap fase perkembangan.
1.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum
Metamorfosis dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan
pada praktikum Metamorfosis
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
||||||
1.
|
Telur
lalat buah Drosophila melanogaster)
|
1.
Telur
2. Telur yang bergerombol-gerombol
|
||||||
2.
|
Larva
lalat buah (Drosophila melanogaster)
|
1.
Larva instar 1
2.
Larva instar 2
3.
Larva instar 3
|
||||||
3.
|
Prepupa lalat buah (Drosophila melanogaster)
|
Tahapan prepupa
|
||||||
4.
|
Pupa lalat buah (Drosophila melanogaster)
|
1.
Bakal sayap (Wing)
2.
Bakal dada
(Thorax)
3.
Bakal perut (Abdomen)
4.
Peletak telur (Ovipositor)
|
||||||
5.
|
|
1.
Kepala (Caput)
2.
Dada (Thorax)
3.
Sayap (Wing)
4.
Perut (Abdomen)
5.
Kaki (Leg)
|
||||||
6.
|
|
1.
Kepala (Caput)
2.
Dada (Thorax)
3.
Sayap (Wing)
4.
Perut (Abdomen)
5.
Kaki (Leg)
6.
Peletak telur (Ovipositor)
|
B.
Pembahasan
Lalat buah (Drosophila
melanogaster) merupakan hama yang banyak
menyerang buah-buahan dan sayuran seperti mangga, jambu biji, dan lain-lain. Akibat
serangan hama ini menyebabkan rendahnya produksi dan mutu buah. Metamorfosis
lalat dimulai dari telur hasil
fertilisasi. Lalat memiliki tingkatan jumlah reproduksi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan serangga lainnya. Selain itu laju produksinya juga lebih
dibandingkan jenis serangga lain.
Metamorfosis
dan penempelan merupakan
proses yang amat penting dalam siklus hidup, hanya akan terbentuk jika larva betina berhasil
bermetamorfosis dari larva jantan menjadi bentik dan menempel pada substrat
untuk kemudian bertumbuh menjadi koloni baru sebagai respon sinyal yang
diterima dari lingkungan. Larva betina pada karang tipe pemijah (broadcaster)
umumnya bermetamorfosis sehari hingga seminggu setelah keluar dari koloni induk
dan mengalami fertilisasi.
Metamorfosis
terjadi ketika larva mengalami perubahan fisiologis dan morfologis secara
permanen. Proses metamorfosis dimulai ketika larva planula berubah bentuk menyerupai
piring dengan bagian oral dan aboral memipih dan bakal septa terbentuk secara
menjari dengan mulut sebagai pusatnya. Pada saat ini larva membentuk silia
untuk pergerakan dan mensekresi sel sensor untuk mendeteksi permukaan substrat.
Larva dilaporkan merayapi permukaan substrat dan memilih substrat yang cocok
untuk menempel secara aktif.
Hasil pengamatan
pada praktikum Metamorfosis dapat dilihat proses metamorfosis pada lalat buah. Pada
pengamatan telur lalat buah, terlihat adanya telur yang bergerombol dan telur
yang tersendiri. Pada pengamatan larva lalat buah, terlihat tiga hasil
pengamatan larva instar pada lalat buah. Pengamatan pada pupa lalat buah
terlihat bakal sayap (wing), bakal
dada (thorax), bakal perut (abdomen), peletak telur (ovipositori). Pada pengamatan lalat
jantan terlihat kepala (caput), dada
(thorax), sayap (wing), perut (abdomen),
dan kaki (leg). Sedangkan pada lalat
buah betina terlihat peletak telur (ovipositor)
yang menjadi bagian tubuh tambahan pada lalat buah betina. Pada pengamatan
tersebut, dapat dilihat perkembangan lalat buah yang dimulai dari telur.
Kemudian telur menetas dan menjadi larva lalat buah. Lalu larva tersebut
berubah menjadi pupa. Pupa tersebut akan berubah menjadi lalat dewasa.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum
Metamorfosis adalah proses metamorfosis diawali dengan menetasnya telur menjadi
embrio. Kemudian, embrio dari lalat buah akan berubah menjadi larva.
Selanjutnya larva-larva tersebut akan menjadi prepupa. Kemudian, prepupa akan
berubah menjadi pupa. Pupa tersebut akan menjadi lalat dewasa.
B.
Saran
Saran pada praktikum Metamorfosis adalah sebagai berikut.
1. Diharapkan keseriusan praktikan
dalam melakukan praktikum agar praktikum dapat berjalan lancer.
2. Diharapkan kerja sama antara asisten
dengan praktikan agar kesalahan dalam pengamatan dapat dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA
Hasnah dan Nasril, 2009, Efektivitas
Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap Mortalitas Plutella
xylostella L. pada Tanaman Sawi, J. Floratek, 4 : 29 – 40
Lukman, A., 2009, Peran Hormon Dalam Metamorfosis Serangga, J. Biospecies, 2 (1) : 42 – 45
Pujiastuti, D., 2009, Perkembangan Pradewasa dan Lama Hidup Imago Psyttalia sp. (Hymenoptera: Braconidae), Parasitoid Larva lalat Buah Bactrocera dorsalis HEND (Diptera: Tephritidae), J. Rekayasa Genetika, 5 (3) : 199 – 208
Wijayanti, D. P. dan Indrayanti, E., 2012, Uji Peptida Komersial Hym-248 terhadap
Metamorfosis dan Penempelan Planula yang Berasal dari Slick, J.
Ilmu Kelautan, 17 (1) : 15 – 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar