Rabu, 19 Agustus 2015

Slim Drivers "CARA LAIN/PENGGANTI" Driver Toolkit

Haii guuyss,, kali ini saya akan meng-share tips atau ilmu yang baru gue dapat niiihh dari hasil googling guueee,,,
Bagi yang kesusahan mencari driver dasar setelah install itu pasti sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran pastinya,,, Nah pada kesempatan ini, gue akan memberitahukan bahwa ada software yang mampu mendeteksi driver Notebook/Laptop/Netbook kitee,,, namanya ialaahhh Slim Driver,, Software tersebut klu ndag salah niih yeee,, merupakan bawaan dari Microsoft looh,,, Sehingga dapat bekerja pada windows mulai dari XP/Vista/7/8
SEMOGA BERMANFAAT
berikut link :
http://ct.download.com/clicks?t=1179231350-ce770fd4fbc57664a08aea1a8f03b80d-bf&brand=DOWNLOAD&s=5

Senin, 17 Agustus 2015

Laporan Isolasi dan Kultivasi Mikroorganisme



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PRAKTIKUM V
ISOLASI DAN KULTIVASI




OLEH :
                        NAMA                                   : ANDRI ADI GUNAWAN
                        STAMBUK                           : F1D1 13 049
                        KELOMPOK                        : V (LIMA)
                        ASISTEN PEMBIMBING  : DESTY TRIYASWATI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I.         PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil), bios (hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang dunia mikroorganisme dengan bantuan mikroskop. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Makhluk hidup yang tergolong dalam kelompok mikroskopik seperti bakteri, mikroalga, protozoa, cendawan dan virus.
Mikroorganisme ada dimana-mana. Mereka dapat ditemukan di tanah, udara, air, makanan, limbah, bahkan di permukaan tubuh. Pertumbuhan mikroorganisme di alam dapat diketahui dengan  pengambilan sampel tersebut di alam yang kemudian ditumbuhkan di dalam suatu medium buatan. Hasil dari pertumbuhan tersebut dapat diketahui karakteristik dari pertumbuhan mikroorganisme tersebut.
Suatu mikroorganisme dapat diisolasi dan dikultivasi pada wadah tertentu. Isolasi mikroorganisme merupakan suatu cara memisahkan mikroorganisme yang satu dengan mikroorganisme lainnya dari campuran berbagai mikroorganisme pada suatu substrat. Kultivasi merupakan suatu proses pemeliharaan mikroorganisme di dalam wadah tertentu. Kultivasi adalah menumbuhkan bakteri dalam biakan murni. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilaksanakan praktikum ini guna lebih mengetahui cara isolasi dan kultivasi mikroorganisme.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagaimana metode-metode untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni?
2.         Bagaimana karakteristik mikroorganisme yang tumbuh pada kultur murni?

C.      Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.         Mengetahui metode-metode untuk memisahkan mikroorganisme tertentudari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni.
2.         Mengetahui karakteristik mikroorganisme yang tumbuh pada kultur murni

D.      Manfaat Praktikum
Manfaat dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.         Dapat mengetahui metode-metode untuk memisahkan mikroorganisme tertentudari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni.
2.         Dapat mengetahui karakteristik mikroorganisme yang tumbuh pada kultur murni.
 

II.           TINJAUAN PUSTAKA
A.      Mikroorganisme
Mikroba atau yang biasa disebut dengan microorganisme, merupakan beberapa makhluk hidup yang secara individu memiliki ukuran yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kelompok dari mikroorganisme meliputi bakteri, fungi (khamir dan kapang), protozoa, dan mikro alga. Termasuk pula virus, yang tubuhnya aseluler yang biasanya beberapa ahli menganggap sebagai makhluk yang berada di perbatasan antara hidup dan tidak hidup (Gerard, 2004).

B.       Isolasi Mikroorganisme
Isolasi merupakan suatu pengambilan bagian tertentu dari kumpulan untuk dibiakkan di medium khusus. Kegiatan isolasi harus dilakukan di dalam ruangan steril atau kotak inokulasi. Tujuannya ialah untuk mencegah adanya kontaminan yang ikut serta pada saat proses isolasi di medium (Rahmat, 2011).

C.      Kultivasi Mikroorganisme
Kultivasi skala laboratorium ialah suatu proses mempersiapkan kultur untuk scalling up (diperbanyak) pada skala selanjutnya. Kultivasi sel di laboratorium harus memiliki stok kultur yang disiapkan sebagai inokulum (pembiak) awal. Kultivasi dapaberlangsung sesuai dengan waktu yang diperlukan suatu koloni mikroba untuk tumbuh dan dapat diamati (Kabinawa, 2006).

D.      Metode Sebar
Metode sebar merupakan suatu metode dengan menyebarkan sampel (yang telah diencerkan) di atas permukaan padat agar di dalam cawan petri. Volume sampel yang disebarkan umunya sekitar 0,1 mL dan 1 mL dengan menggunakan tangkai gelas steril (batang pengaduk). Cawan yang telah terdapat sampel mikroorganismenya kemudian diinkubasi dengan waktu tertentu dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh (Harmita, 2006).

E.       Metode Tuang
Metode tuang merupakan salah satu metode yang baik dalam mengisolasi dan menumbuhkan mikroorganisme. Kelebihan dari metode ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar secara merata pada media. Metode ini menumbuhkan mikroorganisme dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur mikroorganisme (Yusuf, 2011).

F.       Metode Sebar
Tiap koloni bakteri yang tumbuh diinokulasi ke dalam media pertumbuhan baru menggunakan metode gores (streak plate). Metode tersebut dilakukan dengan cara mengambil satu koloni dan menggoreskan pada cawan petri lain yang berisi medium. Teknik pemurnian yang dilakukan berdasarkan metode gores (streak plate) menggunakan jarum ose (loop ose) dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan hanya sel-sel tunggal mikroorganisme yang terlepas dari ose dan menempel ke medium (Januar, 2013)
III.        METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 - 13 April 2015, pukul 07.45 – 11.45 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B.       Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Nama bahan dan fungsinya
No.
Nama Bahan
Satuan
Fungsi
1
2
3
4
1.
Alkohol 70%
-
Sebagai antiseptis
2.
Kapas
-
Sebagai penutup tabung reaksi
3.
Tanah
g
Sebagai sumber mikroorganisme
4.
Es teler
mL
Sebagai sumber mikroorganisme
5.
Bakso
g
Sebagai sumber mikroorganisme
6.
Bumbu somay
mL
Sebagai sumber mikroorganisme
7.
Gigi
mL
Sebagai sumber mikroorganisme
8.
Nanah
mL
Sebagai sumber mikroorganisme
9.
Nutrient Agar (NA)
mL
Sebagai media pertumbuhan bakteri
10.
Potato Dextrose Agar (PDA)
mL
Sebagai media pertumbuhan fungi
11.
Plate Count Agar (PCA)
mL
Sebagai media pertumbuhan mikroorganisme secara umum
12.
Akuades
mL
Sebagai pengencer mikroorganisme
13.
Wrapping plastik
-
Sebagai pembungkus media pada tabung reaksi
14.
Aluminium foil
-
Sebagai penutup botol ampul
15.
Tisu
-
Sebagai pembersih alat yang telah digunakan







C.      Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Nama alat dan fungsinya
No.
Nama Bahan
Satuan
Fungsi
1
2
3
4
1.
Lampu spirtus
-
Sebagai alat sterilisasi pemijaran
2.
Jarum inokulasi
-
Memindahkan koloni mikroorganisme
3.
Cawan petri
-
Sebagai wadah medium pertumbuhan
4.
Tabung reaksi
-
Sebagai wadah pertumbuhan kultur murni
5.
Inkubator
-
Sebagai alat menginkubasi mikroorganisme
6.
Mikro pipet dan tip
µL
Mengambil larutan dengan volume tertentu
7.
Botol ampul
mL
Sebagai wadah pengencer
8.
Botol gelap
mL
Sebagai wadah pengencer
9.
Drigal sky
-
Sebagai alat meratakan sampel pada permukaan
10.
Pisau
-
Memotong-motong bakso
11.
Cotton bud
-
Mengambil sampel pada gigi dan nanah
12.
Spatula
-
Sebagai alat menghaluskan tanah
13.
Kamera
-
Mendokumentasikan hasil pengamatan
14.
Alat tulis
-
Mencatat hasil pengamatan
15.
Erlenmeyer
mL
Menyimpan stok media
16.
Vortex touch
-
Menghomogenkan larutan
17.
Colony counter
-
Menghitung koloni mikroorganisme
18
Pen marker
-
Menandai koloni mikroorganisme
19.
Jangka sorong
mm
Mengukur diameter koloni
20.
Timbangan
g
Menimbang berat sampel padatan










D.      Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.         Isolasi Mikrooganisme
Prosedur kerja pada tahapan ini adalah sebagai berikut :
a.         Mengkomposit sampel di dalam plastik dan membuatkan pengenceran.
b.        Menimbang tanah dan bakso sebanyak 10 g, untuk sampel mikroorganisme mulut dengan cara mengusap gigi dengan menggunakan cotton bud, untuk es teler dan bumbu somay dengan cara mengambil 1 mL
c.         Mengencerkan semua sampel dengan akuades steril 90 mL untuk sampel tanah dan bakso, sedangkan bumbu somay, es teler dan gigi dengan akuades steril 9 mL sehingga diperoleh pengenceran 10-1.
d.        Mengambil larutan dari pengenceran 10-1 sebanyak 1 mL dan memasukkan ke dalam botol ampul berisi 9 mL akuades, dan seterusnya hingga pengenceran 10-6.
e.         Mengambil 1 mL dari pengenceran 10-6 dan menuangkan ke dalam cawan petri. Kemudian menuangkan media PCA (Plate Count Agar).
f.         Mengambil larutan dari pengenceran 10-6 dan memasukkan ke dalam botol ampul berisi 9 mL sehingga diperoleh pengeceran 10-7.
g.        Mengambil 1 mL dari pengenceran 10-7 dan menuangkan ke dalam cawan petri. Kemudian menuangkan media NA (Nutrient Agar).
h.        Mengambuil 0,1 mL dari pengenceran 10-7 dan menyebarkan di atas permukaan PDA (Potato Dextrose Agar) yang telah memadat di dalam cawan petri.
i.          Mengambil 1 mL dari pengenceran 10-5 dan menuangkan ke dalam cawan petri. Kemudian menuangkan media PCA (Plate Count Agar).
j.          Mengambil larutan dari pengenceran 10-5 dan memasukkan ke dalam botol ampul berisi 9 mL sehingga diperoleh pengeceran 10-6.
k.        Mengambil 1 mL dari pengenceran 10-6 dan menuangkan ke dalam cawan petri. Kemudian menuangkan media NA (Nutrient Agar).
l.          Mengambuil 0,1 mL dari pengenceran 10-6 dan menyebarkan di atas permukaan PDA (Potato Dextrose Agar) yang telah memadat di dalam cawan petri.
m.      Menginkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
n.        Mendokumentasikan hasil pengamatan.
o.        Menghitung hasil pengamatan dengan menggunakan rumus SPC (Standart Plate Count) dan TPC (Total Plate Count).
2.         Pengamatan Pertumbuhan Bakteri
Prosedur kerja pada tahapan ini adalah sebagai berikut :
a.         Menyiapkan media NA (Nutrient Agar) tegak dan miring.
b.        Mengkarakterisasi isolat yang akan dimurnikan.
c.         Mengambil isolat dengan menggunakan ose lurus dan menusukkan ke media NA (Nutrient Agar) tegak secara vertikal.
d.        Mengambil isolat dengan menggunakan ose bulat dan menggoreskan pada NA (Nutrient Agar) miring.
e.         Menginkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
f.         Mengamati dan mengkarakterisasi isolat yang telah dimurnikan.
g.        Mendokumentasikan hasil pengamatan.

IV.         HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum sebagai berikut.
Tabel 3. Perhitungan Jumlah Koloni
No.
Nama Sampel
Nama Media
Jumlah Koloni
SPC
TPC
1
2
3
4
5
6
1.
Gigi
PCA
NA
PDA
-
2
3
-
˂ 3×107 (2 koloni)
˂ 3×109 (3 koloni)
-
2×10-6
3×10-8
2.
Bakso
PCA
NA
PDA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.
Es Teler
PCA
NA
PDA
173
323
231
1,73×108
˃ 3×108 (323 koloni)
2,31×1010
173×10-5
323×10-6
231×10-8
4.
Bumbu Somay
PCA
NA
PDA
4
29
8
˂ 3×106 (4 koloni)
˂ 3×107 (29 koloni)
˂ 3×109 (8 koloni)
4×10-5
29×10-6
8×10-8
5.
Tanah
PCA
NA
PDA
-
4
2
-
˂ 3×108 (4 koloni)
˂ 3×1010 (2 koloni)
-
4×10-7
2×10-9
6.
Nanah
PCA
NA
PDA
49
545
2
4,9 ×106
˃ 3×108 (545 koloni)
˂ 3×108 (2 koloni)
49×10-5
545×10-6
2×10-8

1.         Media NA
SPC   =
                   = < 30
        = 7
        = <8 CFU/g (4 Koloni)
TPC   =
        = 4 -7­­)
        = 4  10-7 CFU/g
2.         Media PDA
SPC   =
                   = <30
        = <30 9
­­          = <3  1010 CFU/g (2 koloni)
 TPC  =
        = 2 -8­­)
= 2  10-9 CFU/g
Tabel 4. Pengamatan Karakteristik Koloni
a. Media PCA (Plate Count Agar)
No
Nama Sampel
Media
Ciri-Ciri Koloni
Bentuk
Ukuran
(mm)
Tepi
Elevasi
Warna
Struktur Dalam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
Gigi
-
-
-
-
-
-
-
2
Es teler



Description: D:\mikro\mikro kelompok 3\20150412_104542.jpg

Circular
2,7
filamentous
Convex
Kuning
Opaque
3
Bumbu somay

Description: D:\mikro\C.PCA 4.jpg

Circular
3,1
Entire
Convex
Putih susu
Opaque
4
Tanah
-
-
-
-
-
-
-
5
Nanah

Description: D:\iy\mikro\pca medis 10-5.jpg

Circular
1,4

Raised
Putih agak bening



b.  Media NA (Nutrient Agar)
No
Nama Sampel
Media
Ciri-Ciri Koloni
Bentuk
Ukuran
(mm)
Tepi
Elevasi
Warna
Struktur Dalam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
Gigi

Description: D:\iy\mikro\Koloni 2 media NA.jpg

Circular
1,6
Entire
Convex
Putih
Opaque
2
Es teler

Description: D:\mikro\mikro kelompok 3\20150412_104317.jpg

Circular
3,6
Entire
Convex
Putih
Opaque
3
Bumbu somay


Description: D:\mikro\C. NA 5.jpg

Circular
2,2
Entire
Convex
Putih susu
Smooth
4
Tanah

Description: D:\iy\mikro\IMG20150412103816.jpg

Circular
2,35
Entire
Convex
Putih
Opaque
5
Nanah

Description: D:\iy\mikro\na medis.jpg

Circular
2,9
Entire
Undulate
Putih agak bening








c. Media PDA (Potato Dextrose Agar)
No
Nama Sampel
Media
Ciri-Ciri Koloni
Bentuk
Ukuran
(mm)
Tepi
Elevasi
Warna
Struktur Dalam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
Gigi

Description: D:\iy\mikro\PDA 3 koloni.jpg

Circular
0,6
Entire
Convex
Putih
Opaque
2
Es teler

Description: D:\mikro\mikro kelompok 3\IMG_20150412_111857.jpg

Circular

1,4
Entire
Convex
Putih
Transparan
3
Bumbu somay


Description: D:\mikro\C.PDA 6.jpg

Circular
4,8
Entire
Convex
Putih susu
Opaque
4
Tanah


Description: D:\iy\mikro\IMG20150412104004.jpg

Irregular
3,45
Undulate
Convex
Putih
Opaque
5
Nanah


Description: D:\iy\mikro\pda medis 10-7.jpg

Circular
2,2
Entire
Flat
Putih
Coorsely granular





Tabel 5. Pertumbuhan Mikroorganisme pada Media NA Tegak
No
Nama Sampel
Gambar Media
Jenis Pertumbuhan
Warna

1
2
3
4
5

1.
Gigi

Description: D:\iy\data mkro\klpk 1 villous.jpg

Villose
Putih susu

2.
Es Teler

Description: D:\IMG_20150413_164202.jpg

Echinulate
Putih susu

3.
Bumbu Somay

Description: D:\iy\data mkro\klpk 4 plumose.jpg

Plumose
Putih susu

4.
Tanah

Description: D:\iy\data mkro\t.jpg

Echinulate
Putih susu














Tabel 5. (Lanjutan)

1
2
3
4
5

5.
Nanah
Description: D:\iy\data mkro\klpk 6 medismedia tegak villose.jpg

Villose
Putih susu






Tabel 6. Pertumbuhan Mikroorganisme pada Media NA Miring
No
Nama Sampel
Gambar Media
Jenis Pertumbuhan
Warna
1
2
3
4
5
1.
Gigi

Description: D:\iy\data mkro\klpk 1 effuse.jpg

Effuse
Putih susu
2.
Es Teler

Description: D:\IMG_20150413_164602.jpg

Echinulate








Putih susu
3.
Bumbu Somay

Description: D:\iy\data mkro\4 echinulate.jpg
Echinulate
Putih susu

Tabel 6. (Lanjutan)
1
2
3
4
5
4.
Tanah

Description: D:\iy\data mkro\t.jpg

Echinulate
Putih susu
5.
Nanah

Description: D:\iy\data mkro\klpk 6medis agar miring filliform.jpg

Filiform
Putih susu


Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Mikroorganisme terdapat dimana-mana dan berjumlah melimpah. Mikroorganisme tersebut adayang bersifat merugikan dan apa pula yang bersifat menguntungkan.
Mikrooganisme dapat diketahui sifatnya dengan cara menumbuhkannya pada media khusus dengan cara mengisolasi mikroorganisme dan mengkultivasi di medium yang sesuai dengan jenis mikroorganismenya. Isolasi meruapakn suatu cara memisahkan mikroorganisme yang ingin ditumbuhkan dengan mikroorganisme lainnya, sedangkan kultivasi ialah suatu cara memelihara mikroorganisme yang telah diisolasi untuk keperluan pengamatan selanjutnya. Hasil dari isolasi dan kultivasi tersebut akan digunakan untuk mengamati karakteristik dari mikroorganisme yang telah ditumbuhkan.
Hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui metode-metode dalam proses isolasi dan kultivasi. Metode-metode yang digunakan dalam praktikum ini ialah metode sebar dan metode tuang. Metode sebar (Spreat Plate) merupakan metode penumbuhan koloni dengan cara menuang terlebih dahulu di medium di cawan petri hingga memadat dan kemudian menuangkan sampel mikroorganisme. Metode tuang (Pour Plate) merupakan metode pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menuang terlebih dahulu sampel ke dalam mikroorganisme dan kemudian menuangkan medium pertumbuhannya. Metode sebar biasanya dilakukan pada mikroorganisme yang bersifat aerob (membutuhkan oksigen yang cukup), sedangkan metode tuang dilakukan pada mikroorganisme yang bersifat anaerob (tidak membutuhkan oksigen yang cukup).
Hasil praktikum ini diketahui pula perhitungan dalam mengetahui jumlah sel yang terdapat di suatu media tumbuh. Perhitungan yang digunakan ialah SPC (Standart Plate Count) dan TPC (Total Plate Count). Hasil isolasi yang memiliki jumlah koloni terbanyak ialah pada sampel es teler dengan jumlah koloni sebanyak 173 pada media PCA (Plate Count Agar), 323 pada media NA (Nutrien Agar) dan 231 koloni pada media PDA (Potato Dextrose Agar), sedangkan yang paling sedikit ditemukan koloni ialah pada sampel dari gigi dengan jumlah koloni sebanyak 2 pada media NA (Nutrient Agar) dan 3 koloni pada media PDA (Potato Dextrose Agar). Sampel pada bakso tidak ditemukan pertumbuhan koloni karena disebabkan oleh sampel yang telah mengalami pemanasan. Hal yang terjadi pada es teler disebabkan oleh adanya produk fermentasi, yaitu tape ketan.
Koloni yang telah dihitung jumlah sel, kemudian dikarakterisasi berdasarkan panduan yang telah tersedia. Koloni dari tiap-tiap sampel memiliki perbedaan karakterisasi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang terdapat pada sampel yang berbeda. Perbedaan karakterisasi koloni yang paling terlihat pada karakter struktur dalam pada koloni tersebut.
Praktikum ini pula diajarkan metode dan cara dalam memurnikan isolat pada media NA (Nutrient Agar) tegak dan miring. Hasil dari pemurnian tersebut kemudian dikarakterisasi dan menghasilkan karakter yang beragam dari isolat yang dimurnikan. Karakterisasi yang paling terlihat pada isolat yang telah dimurnikan terletak pada jenis pertumbuhannya. Jenis pertumbuhan mikroorganisme khususnya sampel tanah memperlihatkan jenis pertumbuhan echinulate pada kedua media yang digunakan.
Karakterisasi sebelum isolat dimurnikan pada media PCA (Plate Count Agar) terdapat persamaan pada bentuk yang circular dan struktur dalam yang opaque. Perbedaan terlihat pada tepi koloni pada isolat es teler berbentuk filamentous, sedangkan pada bumbu somay berbentuk entire. Perbedaan terlihat pula pada elevasi dimana pada isolat es teler dan bumbu somay ialah convez, sedangkan pada nanah ialah raised.
Karakteristik isolat pada medium NA (Nutrient Agar) memperlihatkan kesamaan pada bentuk koloni  yang circular dan tepi koloni yang berbentuk entire. Perbedaan terlihat karakteristik elevasi pada isolat nanah yang berbentuk undulate, sedangkan pada isolat gigi, es teler, bumbu somay dan tanah berbentuk convex. Karakteristik struktur dalam yang berbeda pada isolat gigi, es teler dan tanah berbentuk opaque, sedangkan pada isolat bumbu somay berbentuk smooth. Perbedaan pula terlihat pada ukuran koloni dimana isolat yang memiliki ukuran koloni terbesar ialah isolat dari es teler dengan ukuran diameter 3,6 mm, sedangkan koloni yang memiliki ukuran terkecil ialah isolat dari gigi dengan ukuran diameter 1,6 mm.
Karakteristik pada medium PDA (Potato Dextrose Agar) memperlihatkan perbedaan pada masing-masing karakteristik. Perbedaan pada bentuk terlihat pada isolat tanah yang berbentuk irregular, sedangkan isolat gigi, es teler, bumbu somay dan nanah berbentuk circular. Perbedaan lainnya terlihat pada tepi dan struktur dalam koloni. Bentuk tepi pada isolat tanah memiliki bentuk undulate, sedangkan isolat lainnya memiliki bentuk entire. Bentuk struktur pada isolat gigi, bumbu somay dan tanah ialah opaque, isolat es teler transparan dan nanah yang coarsely granular.
Isolat yang telah dikarakterisasi, kemudian ditumbuhkan ke dalam NA (Nutrient Agar) tegak dan miring. Isolat yang diambil berasal dari isolat pada medium NA (Nutrient Agar) pada cawan petri. Isolat diambil dengan menggunakan ose bulat dan lurus. Setelah isolat diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, akan diamati jenis pertumbuhan pada masing-masing isolat.
Medium NA (Nutrient Agar) tegak memperlihatkan jenis pertumbuhan pada masing-masing isolat, yakni isolat gigi dan nanah memiliki jenis pertumbuhan yang villose, isolat es teler dan tanah yang echinulate dan isolat bumbu somay yang menunjukkan jenis pertumbuhan yang plumose. Medium NA (Nutrien Agar) miring memperlihatkan jenis pertumbuhan pada isolat gigi yang memiliki jenis pertumbuhan effuse, isolat es teler, bumbu somay dan tanah yang  echinulate dan isolat nanah yang memiliki jenis pertumbuhan filiform. Perbedaan jenis pertumbuhan dari masing-masing isolat menunjukkan adanya perbedaan mikroorganisme yang hidup pada masing-masing medium NA (Nutrient Agar) yang digunakan.
 

V.      PENUTUP
A.           Simpulan
Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.         Metode-metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya terbagi atas 3 metode, yaitu metode gores (Streak Plate), metode sebar (Spreat Plate) dan metode tuang (Pour Plate).
2.         Mikroba yang tumbuh pada kultur murni, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pengamatan karakteristik tersebut dilihat dari bentuk koloni pada cawan petri dan bentuk pertumbuhan pada agar miring dan agar tegak.

B.            Saran
Saran pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.        Diharapkan kerja sama antara praktikan agar tidak ada pembicaraan diluar topik praktikum agar tidak terjadi keributan di dalam laboratorium.
2.         Diharapkan pengawasan asisten terhadap praktikan agar tak ada praktikan yang tidak ikut serta dalam praktikum.
3.        Diharapkan penggunaan waktu yang lebih baik lagi untuk praktikum selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Harmita dan Radji M., 2006, Buku Ajar Analisis Hayati, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Januar W., Khotimah S. dan Mulyadi A., 2013, Kemampuan Isolat Bakteri Pendegradasi Lipid dari Instalasi Pengolahan Limbah Cair PPKS PTPN-XIII Ngabang Kabbupaten Landak, Jurnal Protobiont, 2 (3), 136 – 140

Kabinawa I N.K., 2006, Spirulina Ganggang Penggempur Aneka Penyakit, Agromedia Pustaka, Tangerang.

Rahmat S. dan Nurhidayat, 2011, Untung Besar dari Bisnis Jamur Tiram, Agromedia Pustaka, Tangerang.

Tortora G.J., Funke, B.R., dan Case, C.L., 2004, Microbiology An Introduction Eight Edition, Daryl Fox, San Frascisco, Amerika Serikat.

Yusuf, A., 2011, Skripsi: Tingkat Kontaminasi Escgerichia coli pada Susu Segar di Kawasan Gunung Perak, Kabupaten Sinjai, Universitas Hasanuddin, Makassar.